Rabu, 05 April 2017

Pokok - Pokok Pikiran Rene Descartes 





Rene Descartes adalah seorang filsusuf berkebangsaan Perancis dan beragama katholik sekaligus penganut bid’ah Galileo yang pada waktu itu masih ditentang oleh tokoh-tokoh gereja. Rene Descartes lahir di La Haye, Perancis 31 Maret 1959. Rene Descartes sering disebut sebagai “Bapak Filsafat Modern”, menurut Bertnand Russel gelar itu diberikan kepada Descartes karena dialah orang pertama pada zaman modern yang membangun filsafat yang berdiri di atas keyakinan diri sendiri yang dihasilkan oleh pengetahuan rasional Karyanya yang terpenting adalah Discours de la method (1637) dan Meditationes de prima Philosophia (1641). Kedua buku ini saling melengkapi satu sama lain. Di dalam kedua buku ini ia menuangkan metodenya yang terkenal yaitu metode keraguan Descartes (Cartesian Doubt) atau sering disebut cogito Descartes.

Rene Descartes memiliki pokok-pokok pikiran dalam filsafat, antara lain:

1 .    Cogito Ergo Sum
Ia berusaha mendapatkan pengetahuan yang tidak dapat diragukan. Untuk menemukan basis yang kuat dalam filsafat, ia meragukan terlebih dahulu segala sesuatu yang diragukan dan ia menyimpulkan bahwa 3 pengetahuan dapat diragukan, yaitu:
a.     Pengetahuan yang berasal dari pengalaman inderawi dapat diragukan
Contoh: memasukkan kayu lurus ke dalam air, kayu tersebut tampak bengkok

b.     Fakta umum tentang dunia
Contoh: api itu panas, benda yang berat akan jatuh juga dapat diragukan. Descartes menyatakan bagaimana jika kita mengalami mimpi yang sama berkali-kali dan dari sana kita mendapatkan pengetahuan umum tersebut.

c.     Logika dan matematika, prinsip-prinsip logika dan matematika juga dapat diragukan.
Contoh: bagaimana jika ada suatu makhluk yang berkuasa memasukkan ilusi dalam pikiran kita, dengan kata lain kita berada dalam suatu matriks.


Berdasarkan keraguan tersebut, Descartes mengeluarkan pendapat yaitu cogito ergo sum (aku berfikir, maka aku ada).

2.     Ide-ide bawaan
Karena kesaksian apapun dari luar tidak dapat dipercaya, maka menurut Descartes ia harus mencari kebenaran dalam dirinya dengan menggunakan norma dan jika metoda dilangsungkan apakah hasilnya. Descartes berpendapat bahwa dalam dirinya dapat ditemukan tiga “ide bawaan”. Ia merasa ketiga ini sudah ada dalam dirinya sejak lahir masing-masing ialah pemikiran, Tuhan, dan keluasan.
a.     Pemikiran
Sebab saya memahami diri saya sebagai makhluk yang berfikir, harus diteruma juga bahwa pemikiran merupakan hakikat saya.

b.     Tuhan sebagai wujud yang sama sekali sempurna
Karena saya mempunyai ide sempurna, mesti ada suatu penyebab sempurna untuk ide itu karena akibat tidak bisa melebihi penyebabnya. Wujud yang sempurna itu tidak lain daripada Tuhan.

c.     Keluasan
Materi sebagai keluasan atau ekstensi, sebagaimana hal itu dilukiskan dan dipelajari oleh ahli-ahli ilmu ukur.

3.     Substansi
Descartes menyimpulkan bahwa selain Tuhan, ada dua subtansi:
a.     Pertama, jiwa yang hakikatnya adalah pemikiran.
b.     Kedua, materi yang hakikatnya adalah keluasan

Akan tetapi, karena Descartes telah menyangsikan adanya dunia di luar aku, ia mengalami banyak kesulitan untuk membuktikan keberadaannya. Bagi Descartes, satu-satunya alasan untuk menerima adanya dunia materil ialah bahwa Tuhan akan menipu saya kalau sekiranya ia memberi say aide keluasan, sedangkan di luar tidak ada sesuatu pun yang sesuai dengannya. Dengan demikian, keberadaan yang sempurna yang ada di luar saya tidak akan menemui saya, artinya ada dunia meteril lain yang keberadaannya tidak diragukan, bahkan sempurna.


4.     Manusia
   Descartes memandang manusia sebagai makhluk dualitas. Manusia terdiri dari dua sebstansi, yaitu jiwa dan tubuh. Jiwa adalah pemikiran dan tubuh adalah keluasan. Sebenarnya, tubuh tidak lain dari suatu mesin yang dijalankan oleh jiwa. Karena setiap substansi yang satu sama sekali terpisah dari substansi yang lain, sudah nyata bahwa Descartes menganut suatu dualisme tentang manusia. Itulah sebabnya, Descartes mempunyai banyak kesulitan untuk mengartikan pengaruh tubuh atas jiwa dan sebaliknya, pengaruh jiwa atas tubuh. Satu kali ia mengatakan bahwa kontak antara tubuh dan jiwa berlangsung dalam grandula pinealis. Akan tetapi, akhirnya pemecahan ini tidak memadai bagi Descartes sendiri.


SUMBER REFERENSI:
  • http://azimatus.blogspot.co.id/2016/02/pemikiran-descartes-1596-1650.html

  • https://id.wikipedia.org/wiki/Ren%C3%A9_Descartes

  • http://kharirotunnadhrohs.blogspot.co.id/2013/06/pemikiran-rene-descartes.html

  • http://www.academia.edu/7411507/Tokoh_Filsafat_Modern_Rene_Descartes_Cogito_Ergo_Sum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar